Selasa, 16 Desember 2008

Blog VS situs biasa, apa bedanya?

Blog VS situs biasa, apa bedanya?

Beberapa waktu lalu, ada teman yang berteriak kegirangan setelah menemukan situs pribadi seorang pejabat terkenal. "Wah, Pak Anu sekarang punya blog pribadi. Hebat euy!" ujarnya.

Karena penasaran, saya mengakses situs Pak Anu tersebut. Tapi setelah melihatnya, saya terkejut. Menurut saya, itu bukan blog. Itu hanya situs biasa.

Hm... sebenarnya apa perbedaan antara blog dengan situs biasa?
Terus terang, saya sudah memikirkan hal ini sejak beberapa hari lalu. Saya bahkan hampir menulis artikel mengenai hal ini pada Rabu, 29 Maret 2006. Tapi saya urungkan, karena saya belum menemukan jawaban yang pas.

Saya pun mencoba membuat analisis kecil-kecilan. Mungkin cerita ini mirip dengan kronologis ketika Nabi Ibrahim mencari Tuhan. Hehehehe...

Analisis 1:
Blog adalah semua situs yang dibuat pada penyedia layanan blog, seperti blogger.com, multiply.com, blogdrive.com, dan sebagainya. Atau, ia dibuat dengan blog engine semacam wordpress.com, pmachine.com, movable type, dan sebagainya.

Bantahan:
Itu ada benarnya, tapi tidak 100 persen benar! Saya melihat banyak situs yang dibuat dengan blog engine, atau dihosting di blogger.com misalnya, tapi ternyata itu bukan blog. Contohnya adalah situs www.penulislepas.com yang saya buat dan kelola. Situs ini dibangun dengan blog engine PMachine. Tapi menurut saya, penulislepas.com bukan sebuah blog!

Analisis 2:
Blog adalah semua situs yang dimiliki secara pribadi.

Bantahan:
Banyak situs buatan pribadi yang ternyata bukan blog. Sebaliknya, banyak situs milik perusahaan tertentu, yang ternyata adalah blog (Contohnya adalah Official Google Blog).

Analisis 3:
Blog adalah situs yang berisi hal-hal yang mencerminkan suara hati si pemiliknya secara pribadi.

Bantahan:
Ternyata banyak blog yang isinya bukan suara hati. Misalnya, ada blogger yang mengisi blognya dengan resensi film, artikel tips dan trik penggunaan komputer, dan sebagainya. Bahkan banyak blog yang hanya berisi copy paste artikel dari situs lain.

Hal-hal seperti ini bukan suara hati, tapi menurut saya situs seperti ini masih bisa dikategorikan blog. Kenapa? Jawabannya akan saya sampaikan pada bagian akhir tulisan ini, hehehehe... :)

Analisis 4:
Blog adalah situs-situs yang dilengkapi RSS atau fitur agretator lainnya.

Bantahan:
Banyak portal berita yang dilengkapi RSS, tapi mereka bukan blog!

Analisis 5:
Blog adalah situs-situs yang dilengkapi fitur comment serta tagboard/shoutboard,

Bantahan:
Banyak situs biasa yang juga memiliki fitur-fitur seperti itu, tapi mereka pun bukan blog.

* * *

Wah. jadi apa sebenarnya blog itu? Apa bedanya dengan situs biasa?

Saya memikirkan hal ini selama beberapa hari. Dan alhamdulillah, hari Jumat kemarin (31 Maret 2006), saya menemukan jawabannya! Mungkin ini bukan jawaban yang benar. Tapi setidaknya, saya menemukan formula yang cukup masuk akal, dan bisa menjelaskan sebuah definisi yang unik, yang memang benar-benar membedakan secara tegas antara blog dengan situs biasa.

Dan inilah kesimpulan saya:

Blog adalah semua situs yang memiliki TIGA ciri khas berikut:

1. Dikelola langsung oleh si pemilik blog. Jadi, kalau ada situs pribadi seorang presiden atau gubernur yang diisi oleh petugas yang dibayar, maka itu bukan blog!

Mungkin ada orang yang meminta tolong orang lain untuk meng-update situsnya. Tapi selama materi yang dimuat adalah hasil karya si pemilik situs sendiri, ATAU keputusan untuk memilih materi apa saja yang dimasukkan di situs tersebut berada di tangan si pemilik situs (jika materi tersebut bukan karya si pemilik situs), maka menurut saya situs ini tetap layak disebut blog. Tentang siapa yang meng-upload materi tersebut, ini hanya masalah teknis.

2. Struktur content-nya amat personal, tidak mengikuti standar atau kaidah-kaidah yang berlaku secara umum.

Yang dimaksud di sini bukan "isi" atau "content" dari si situs, melainkan strukturnya. Misalnya: pada situs portal pada umumnya, biasanya ada rubrikasi atau fitur-fitur yang dibuat berdasarkan standar atau kaidah yang berlaku secara umum.

Situs www.penulislepas.com misalnya. Saya membangun struktur content-nya berdasarkan pengetahuan saya seputar jurnalistik, media massa, dan website secara umum. Memang, ada sentuhan pribadi pada situs ini. Tapi saya harus banyak berkompromi dengan kaidah dan atau standar umum tersebut. Maka, penulislepas.com bukan blog.

Nah, blog adalah situs yang dibangun dengan sentuhan yang amat personal. Mungkin ada struktur content, ada rubrikasi, dan sebagainya. Tapi semuanya dibuat dengan standar yang amat subjektif, tidak mematuhi kaidah atau standar yang diakui secara umum. Pokoknya, struktur yang dibuat adalah sesuai dengan keinginan si blogger.

3. Situs tersebut memiliki mekanisme untuk meng-update content secara berkelanjutan (continue). Jadi, ia bukan situs yang berisi "company profile" atau "profil saya" dan sebagainya, yang tidak membutuhkan proses content updating (kecuali kalau ada perubahan mendasar sehingga content situs benar-benar harus direvisi).


* * *

Jadi, ketiga ciri di ataslah yang melekat pada blog. Sebuah situs disebut blog hanya jika ia memiliki ketiga ciri tersebut. Tidak boleh hanya satu di antaranya. Ketiganya harus ada. Mereka satu paket :)

Sekarang, mari kita bahas sosok sejumlah blog yang bukan berisi suara hati si pemiliknya. Blog-blog tersebut mungkin berisi review film, resensi buku, tips dan trik berkomputer, dan sebagainya. Sama sekali tak ada tulisan-tulisan yang bersifat personal.

Memang, secara content, blog-blog seperti ini mirip sekali dengan majalah online, portal berita, atau apapun namanya. Tapi saya tetap menyebutnya blog, karena ia memenuhi ketiga ciri di atas. Situs ini dikelola langsung oleh pemiliknya, struktur content-nya pun amat personal, dan ada mekanisme content update.

Lantas, bagaimana dengan blog yang hanya berisi artikel copy paste dari situs-situs lain?

Menurut saya, situs-situs seperti ini tetap layak disebut blog. Sebab, si blogger tentu hanya meng-copy paste tulisan-tulisan yang sesuai dengan suara hatinya. Materi apapun yang ia copy paste ke situs pribadinya, itu semua tetap didasari oleh keputusan dan kaidah/standar yang bersifat personal.

* * *

Ups... tapi kenapa tidak ada unsur BLOG ENGINE pada ciri-ciri di atas? Apakah itu tidak penting? Bukankah blog engine itu merupakan sumber daya yang amat memudahkan pembuatan dan pengelolaan blog? Bukankah blog engine merupakan ciri yang amat kental melekat pada setiap blog?

Ya, memang. Semula saya pun ragu mengenai hal ini. Saya bahkan sempat berpikir: Dengan ciri-ciri blog yang hanya terdiri atas ketiga unsur di atas, maka situs pribadi yang dihosting di Geocities.com dan dibangan dengan HTML biasa pun, layak disebut blog. Padahal, saya yakin hal ini akan ditentang oleh banyak orang.

Tapi saya mencoba berpikir lebih lanjut. Saya ingat sejarah asal-usul blog. Awalnya, blog-blog yang muncul di internet justru dibangun dengan kode HTML biasa. Tapi tentu saja, mereka adalah blog.

Blog engine memang amat bermanfaat dan merupakan ciri khas yang amat kental pada setiap blog. Tapi menurut saya, blog engine hanyalah sebuah teknologi yang mempermudah pekerjaan kita. Ia bisa digunakan untuk membangun situs apapun, tidak hanya blog.

Dan blog engine sebenarnya bukanlah keharusan bagi sebuah blog. Bisa saja, ada orang yang bisa membangun situs yang memenuhi ketiga ciri di atas, tapi dia tidak memanfaatkan blog engine. Bisa saja ia menggunakan kode HTML biasa. Maka, situs ini pun layak disebut blog. Adapun mengenai kerepotan atau hal-hal lain yang harus dia hadapi, saya kira itu adalah urusan pribadi si blogger sendiri. Kalau dia tidak keberatan dengan hal itu, buat apa kita permasalahkan?

* * *

Demikianlah definisi blog bagi saya, saat ini. Mungkin konsep ini tidak benar, banyak kelemahannya, masih perlu direvisi, dan sebagainya. Karena itu, saya menunggu masukan dari teman-teman sekalian.

Tidak ada komentar: